Agak kaget juga sewaktu iseng2 googling pake keyword PT Metbelosa, ternyata PT tersebut termasuk perusahaan yang cukup besar. Pemiliknya dari Jepang Setidaknya dia punya website pribadi dan punya address email sendiri. http://metbelosa.com/
Sebenernya biasa aja sih.., PT Metbelosa ini adalah perusahaan yg kantornya selalu aku lewati setiap harinya. Secara lokasinya selalu dilewatin rute angkot 02 ke arah pulo gadung. Tapi ada yg menarik perhatianku tentang perusahaan ini. Terutama mengenai kewajiban yang dikenakan kepada pegawai2 disana. Yupz.. ada yang ganjil, pokoknya beda dari perusahaan2 lain yg pernah aku lihat. Perusahaan ini, PT Metbelosa, mengharuskan pegawainya untuk selalu bersalaman antar pegawai apabila mereka bertemu pada pagi hari. Ngga tau juga apakah hanya di pagi hari saja peraturan ini berlaku atau mungkin bisa saja sepanjang hari mereka memberlakukan peraturan yang sama.
Keliatan jelas dari angkot 02 yang selalu aku gunakan, setelah turun dari angkot selalu pegawai2 disana menyalami satpam yang bertugas mengawasi jalan masuk perusahaan itu. Dan apabila bertemu dengan pegawai lainnya mereka juga saling menyalami. Hihi.. aneh ngga sih? kalo menurutku sih itu berlebihan.
Budaya saling berjabat tangan sepertinya susah untuk ditelusuri asal muasalnya. kemungkinan sama seperti tindakan refleks manusia ketika mereka memanggil seseorang sembari melambaikan tangannya, atau berpisah juga dengan mengacungkan telapak tangan. Berjabat tangan juga diakukan untuk menghindari kesungkanan ketika bertemu. Atau untuk menimbulkan saling kepercayaan diantara keduanya, misalnya untuk menunjukkan bahwa tangan mereka tidak bersenjata sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Berjabat tangan juga digunakan untuk menunjukkan dominasi satu dengan yang lainnya. Jabat tangan yang kuat mengindikasikan karakter yang cukup kuat pula, sedangkan karakter lemah ditunjukkan dengan sebaliknya. Indikator dari jabat tangan juga biasanya dipergunakan oleh psikolog untuk menilai pasiennya.
Tapi untuk menggunakan kebiasaan itu dalam setiap kali pertemuan.. yah itu bukan merupakan option terbaik saat ini. Bisa dibayangkan bagaimana terciptanya time loss yang begitu besar. ga masalah kalau pertemuan memang dirancang untuk durasi yang cukup lama. tapi coba bayangkan kalau hanya sekedar berpapasan saja yang hal tersebut bisa diwakilkan dengan ucapan salam atau say hello dengan sedikit senyuman dan anggukan kepala menunjukkan penghormatan.
Perusahaan ini memiliki background dari negara sakura. Tidak tahu juga apakah di negara tersebut budaya jabat tangan sangat penting di dalam kehidupan mereka. yang aku tahu, Jepang adalah negara yang sangat menekankan disiplin dan efisiensi tinggi.
Setahu aku, jabatan tangan dengan menepuk pundak adalah tanda kalau kita lebih punya kuasa, istilahnya itu kita ada diatas angin.
biasa ja……tuh cma salah satu cara menghargai seseorang…
Soal jabat tangan keras/lembut, aku dah pernah baca juga dung-dung. Kalau militer biasanya keras, diikuti dengan menyebutkan nama yang lantang dan jelas pula. Aku melihat, karakter dipengaruhi juga oleh lingkungan kita.
Hidup dengan efisiensi tinggi? Hahaha… makan tuh mentah-mentah doktrin industrialisasi. Manusia kok dibuat efisien hidupnya, memang manusia itu mesin 😛
Inget manusia kelabu pasti ya zak.. 😛
Sebenernya semua sistem di alam ini pasti tunduk pada prinsip kekekalan energi. Artinya bagaimanapun kita bersikap, energi yang masuk sama dengan energi yang keluar. Tidak terkecuali dengan kehidupan manusia (cari sendiri hubungan nya ya.. atau baca tulisanku energy principal in life di sini)
Adanya loss energy itu tidak akan bisa dihindari mengingat tidak pernah ada sistem yg sempurna
kalo ga salah inget, pernah baca, berjabat tangan tuh tanda ngajak damai, secara zaman dulu perang kan megang senjata pake tangan kanan, nah senjata nya dilepas dulu, jabat tangan pake tangan kanan deh..
*don, gw testing comment doank.. contentnya anggap angin lalu aja:P*
berjabat tangan
berjabatan tangan
menjabat tangan
menjabatkan tangan
menjabat tangankan
menjabat tangani
dijabat tangan
dijabat tangankan
….
@za
hidup dengan efisiensi tinggi tuh artinya gak pernah berkeringat. berarti tidak ada energi yang terbuang dalam bentuk panas.
@doni
Hi don! *berjabat tangan*
Hmm… jawabnya pakai kekekalan energi Don. Lalu berarti hidup hanyalah debit dan kredit gitu?
Bisa aja sih kalau mau di analogikan begitu.. Cuma ada sedikit variasinya. Sistem yg ada di dunia ini bukan hanya sistem tunggal. Ada banyak sistem-sistem yang mengatur hubungan manusia dengan sekitarnya. Dan sistem2 tersebut tidak saling lepas melainkan terkoneksi satu sama lainnya. Nah flow energi mengalir melalui sistem2 terkoneksi tersebut.
Jadi kalau kamu bicara mengenai debit dan kredit, hal itu bukan terjadi di bank BCA cab dago, melainkan di Bank Dunia secara keseluruhan. Karena sistemnya kompleks dan grande
Kapan2 mmg perlu kita ulang lagi nih diskusi lab robot nya… hehe.. 😉
Dunia memang saling terkait. Menarik lagi kalau kita baca sejarah peradaban. Bagaimana satu peradaban tumbuh dan hancur. Bagaimana manusia saling terkait satu sama lain di dunia.
Bicara debit dan kredit kita bicara sesuatu yang terkuantifikasi. Dengan teknologi, bit-bit digital bisa terkirim kemana saja. Kita lihat budaya dari negara maju kemudian menjamah ke seluruh bagian dunia.
Di sisi lain, keunikan akan tetap selalu ada. Misal ada “gerakan lambat” yang mencoba menyeimbangkan dunia yang berjalan terlalu cepat hingga menghilangkan rasa kemanusiaan itu sendiri.