Feeds:
Posts
Comments

Archive for March 24th, 2008

2648191.jpgIni adalah buku yang memang aku sengaja searching2 secara khusus di internet. Masuk ke forum-forum, ngelink ke blog-blog, liat sekilas resensi nya, cari yang paling cocok, tanya sana tanya sini, pokoknya ribet deh prosesnya. Ga apa2 deh.. namanya juga hadiah kenangan, ya memang harus bagus. Akhirnya diputuskan keluar judul buku ini… Semoga dia suka ๐Ÿ™‚

Beberapa comment menyebutkan, ‘sangat menyentuh’, ‘full of tears’. Secara memang sebagian source ku itu dari forum-forum khusus cewe yang hobi membaca. Baru tau juga ternyata ada forum beginian (kalo gini ga mungkin salah beli buku deh).

Agak kecewa pada awalnya, perkiraanku novel ini bakalan setebal novel2 John Grisham, ternyata hanya terdiri 240 an halaman saja (kalo ga salah), dan sepertinya ditulis dengan spasi 1.5 dengan ukuran kertas seperti novel2 Agatha Christie yang agak berlebih sedikit bila dimasukkan ke saku baju. Ya sudahlah, coba kita lihat isinya.. siapa tau ada perbaikan penilaian.

Mengingat tidak bisa dibilang termasuk novel yang berdurasi lama, aku coba baca sekilas di Gramedia (kebetulan udah ada yang terbuka bungkusnya, sumpah bukan aku yang ngebuka!). Kesan awal dari buku ini adalah sampulnya yang terlihat sangat ‘macho’ dengan gambar seorang pemain baseball mengenakan topi, yang terakhir aku cek, memang ada bagian yang menyebutkan tokoh disini menggeluti olahraga ini, tapi bukan itu intinya. Aku cek di beberapa website, sampai situs resminya Mitch Albom sendiri ternyata cover depan aslinya adalah gambar sebuah rumah (yah bisa dibilang begitu) yang menurut pendapatku lebih cocok karena sesuaiย  masuk ke dalam alur ceritanya.

Beberapa halaman pertama mengisahkan background si tokoh, bagaimana depresinya dia sehingga akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Kemudian cerita loncat ke bagian yang terlihat lebih fiksi dengan kehadiran tokoh ‘ibu’ yang diyakini sudah lama meninggal dunia. Pemunculan aneh ini juga diklarifikasi dengan kebingungan pada tokoh utamanya (Chick Benetto) dengan kerap sekali menanyakannya, namun sepertinya jawaban si “ibu” sudah dipersiapkan sebelumnya oleh Mr Albom bakalan mengambang dan akan terjawab semua di akhir cerita.

Alur cerita akan meloncat-loncat di permulaan bab baru. Kadang diselingi dengan adegan masa lalu si Chick dengan ibunya, deskripsi singkat mengenai “waktu dimana ibu membelaku” dan “waktu dimana aku tidak membela ibu”, surat-surat dari ibu, serta kejadian masa sekarang. Hal ini malah bagus, secara keseluruhan alur seperti ini tidak akan menyusahkan pembaca karena pemilihan kalimat sepertinya sudah memiliki pola tertentu sesuai dengan settingan waktunya. Sampai disini aku mulai menyukai novel ini.

Yang paling aku suka dari novel ini adalah, kata per kata yang digunakan serta susunan kalimat memang disengaja untuk menimbulkan efek yang mengharukan (memang hal ini yang kebetulan aku cari). Sehingga terlihat flow yang berkembang didalamnya menyiratkan suasana hati yang haru kisah antara ibu dan anak yang sederhana dan penuh kasih sayang. Percakapan2 biasa antar anggota keluarga, kegiatan2 normal rumah tangga, namun memiliki efek yang mendalam.

Tujuh puluhan halaman aku baca sambil berdiri di Gramedia selama sejaman mungkin. Secara cerita, novel ini tidak bisa dikatakan novel yang susah dicerna. Cuman agak sayang kalau kita tidak bisa menikmati flow nya. Dan susunan kalimat nya yang luar biasa memikat. Aargh.. pengen rasanya mengutip salah satu dari kalimat2 yg ada di novel tersebut disini, cuman novelnya udah berpindah tangan.

Yah, semoga dia yang membacanya bisa mendapatkan manfaat setelahnya, seperti hal nya diriku… ๐Ÿ™‚ Ini adalah kenang-kenangan terakhir.

Read Full Post »

Farewell

Coba deh kamu bayangin gimana rasanya berpisah dari orang yang kamu sayangi, atau orang yang kamu sangat sayangi, atau orang yang paling kamu sayangi, atau orang yang paling kamu sayangi dari yang kamu sayangi??!!

Hari ini mungkin aku bisa merepresentasikan keadaan itu. Yupz.. hari ini bener2 aku telah berpisah dengan lingkungan kerja lama ku. PT SKF INDONESIA. Bukan dengan perusahaan itu yang aku sedih untuk berpisah, namun dengan orang-orang yg pernah bekerja bareng dan dekat disana.

Bayangin tiba-tiba kamu mendeklarasikan diri untuk “Hari ini adalah hari terakhirku disini” atau “Besok kita mungkin sudah tidak bisa bertemu lagi”. Mungkin agak menyakitkan bagi yang mengucapkan, terutama bagiku yang udah terlalu dekat dengan lingkungan kerja disana.

Meskipun belum ada setahun kerja (bayangin ada yang lebih dari 23 tahun disana), aku termasuk orang yang terlalu cepat masuk ke dalam situasi lingkungan baru. Penerimaan yang agak sulit pada awalnya bisa berubah menjadi kenangan bekerja yang terlalu menyenangkan untuk dilupakan (memang aku orangnya terlalu sentimentil thd sesuatu, dan akan selalu begitu).

“Disini bukan tempat yang pas untuk berkarir, tapi disini adalah tempat yang sangat cocok untuk menimba ilmu” seseorang pernah berkata seperti itu kepadaku. Ya, itu memang benar. Disini bukan pilihan karir yang terbaik, setidaknya untuk saat ini. Tapi ada banyak hal selain karir yang bisa diperoleh selama setahun ini. (haha.. seandainya saja blog ini belum dipublish mungkin akan kuceritakan hal-hal itu)

“Kue nya ga cukup yah..? sorry deh, itu juga bawanya udah susah. Bikinnya aja seharian. Hihi.. emang ga pernah cukup kan selama ini juga??”

Capek juga salaman sama orang2 disana untuk mungkin yang terakhir kalinya. “Iya pak, sama-sama… Ditempatinnya di Pekanbaru… Mulai awal bulan depan Pak..” Pernyataan yang itu-itu aja selalu diulang-ulang.

Sedih?? Ya, ada cukup kerutan di kening ini menandakan tanda depressed yang dalam. “Hhhh.. Kayaknya sih udah cukup, sepertinya sih udah ngga ada lagi…, siapa lagi ya??” Yaaahh!! aku ngelupain orang itu… (harus telfon ntar malem pokoknya) ๐Ÿ˜›

-to be cont

Read Full Post »