Ini adalah buku yang memang aku sengaja searching2 secara khusus di internet. Masuk ke forum-forum, ngelink ke blog-blog, liat sekilas resensi nya, cari yang paling cocok, tanya sana tanya sini, pokoknya ribet deh prosesnya. Ga apa2 deh.. namanya juga hadiah kenangan, ya memang harus bagus. Akhirnya diputuskan keluar judul buku ini… Semoga dia suka ๐
Beberapa comment menyebutkan, ‘sangat menyentuh’, ‘full of tears’. Secara memang sebagian source ku itu dari forum-forum khusus cewe yang hobi membaca. Baru tau juga ternyata ada forum beginian (kalo gini ga mungkin salah beli buku deh).
Agak kecewa pada awalnya, perkiraanku novel ini bakalan setebal novel2 John Grisham, ternyata hanya terdiri 240 an halaman saja (kalo ga salah), dan sepertinya ditulis dengan spasi 1.5 dengan ukuran kertas seperti novel2 Agatha Christie yang agak berlebih sedikit bila dimasukkan ke saku baju. Ya sudahlah, coba kita lihat isinya.. siapa tau ada perbaikan penilaian.
Mengingat tidak bisa dibilang termasuk novel yang berdurasi lama, aku coba baca sekilas di Gramedia (kebetulan udah ada yang terbuka bungkusnya, sumpah bukan aku yang ngebuka!). Kesan awal dari buku ini adalah sampulnya yang terlihat sangat ‘macho’ dengan gambar seorang pemain baseball mengenakan topi, yang terakhir aku cek, memang ada bagian yang menyebutkan tokoh disini menggeluti olahraga ini, tapi bukan itu intinya. Aku cek di beberapa website, sampai situs resminya Mitch Albom sendiri ternyata cover depan aslinya adalah gambar sebuah rumah (yah bisa dibilang begitu) yang menurut pendapatku lebih cocok karena sesuaiย masuk ke dalam alur ceritanya.
Beberapa halaman pertama mengisahkan background si tokoh, bagaimana depresinya dia sehingga akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Kemudian cerita loncat ke bagian yang terlihat lebih fiksi dengan kehadiran tokoh ‘ibu’ yang diyakini sudah lama meninggal dunia. Pemunculan aneh ini juga diklarifikasi dengan kebingungan pada tokoh utamanya (Chick Benetto) dengan kerap sekali menanyakannya, namun sepertinya jawaban si “ibu” sudah dipersiapkan sebelumnya oleh Mr Albom bakalan mengambang dan akan terjawab semua di akhir cerita.
Alur cerita akan meloncat-loncat di permulaan bab baru. Kadang diselingi dengan adegan masa lalu si Chick dengan ibunya, deskripsi singkat mengenai “waktu dimana ibu membelaku” dan “waktu dimana aku tidak membela ibu”, surat-surat dari ibu, serta kejadian masa sekarang. Hal ini malah bagus, secara keseluruhan alur seperti ini tidak akan menyusahkan pembaca karena pemilihan kalimat sepertinya sudah memiliki pola tertentu sesuai dengan settingan waktunya. Sampai disini aku mulai menyukai novel ini.
Yang paling aku suka dari novel ini adalah, kata per kata yang digunakan serta susunan kalimat memang disengaja untuk menimbulkan efek yang mengharukan (memang hal ini yang kebetulan aku cari). Sehingga terlihat flow yang berkembang didalamnya menyiratkan suasana hati yang haru kisah antara ibu dan anak yang sederhana dan penuh kasih sayang. Percakapan2 biasa antar anggota keluarga, kegiatan2 normal rumah tangga, namun memiliki efek yang mendalam.
Tujuh puluhan halaman aku baca sambil berdiri di Gramedia selama sejaman mungkin. Secara cerita, novel ini tidak bisa dikatakan novel yang susah dicerna. Cuman agak sayang kalau kita tidak bisa menikmati flow nya. Dan susunan kalimat nya yang luar biasa memikat. Aargh.. pengen rasanya mengutip salah satu dari kalimat2 yg ada di novel tersebut disini, cuman novelnya udah berpindah tangan.
Yah, semoga dia yang membacanya bisa mendapatkan manfaat setelahnya, seperti hal nya diriku… ๐ Ini adalah kenang-kenangan terakhir.